RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Rumah
sakit ini telah dibangun sejak tahun 2009 dan diresmikan pada 17 Agustus 2013
bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-
68. Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang ini diresmikan oleh Presiden
Ke-5 Republik Indonesia oleh Ibu Hj. Megawati Soekarno Putri pada tanggal 17
Juni 2014.
Rumah
sakit ini merupakan sarana penunjang pendidikan dan merupakan salah satu profit
center dari Universitas Muhammadiyah Malang. Lokasi rumah sakit tidak jauh dari
Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang yaitu tepatnya di sebelah timur
terminal Landungsari.
Rumah
sakit ini memiliki luas total 9 hektare dengan tinggi enam lantai dan beberapa
bangunan gedung penunjang setinggi 5 lantai dan gedung rawat inap setinggi 3
lantai. Bentuk bangunan yang megah dan mewah dengan ciri khas arsitektur
tiongkok, menjadikan RS Universitas Muhammadiyah Malang ini mudah dikenali.
Keberadaan
RS UMM merupakan bagian dari layanan kesehatan berusaha untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi seluruh pasien. Mengusung motto “pelayananku,
pengabdianku” mendorong RS UMM agar terus dan terus belajar meningkatkan
layanan yang memuaskan masyarakat.
Masjid KH M Bedjo Darmoleksono
Masjid bernuansa Tiongkok ini terletak
satu lokasi dengan Rumah Sakit Umum UMM yang lebih detailnya berlokasi di Jl.
Tlogomas, sekitar 500 meter dari kampus III Universitas Muhammadiyah Malang.
Masjid ini benar-benar unik dan istimewa karena tidak dibangun oleh muslim
tionghoa atau semacamnya, namun masjid ini di bangun oleh Universitas
Muhammadiyah sendiri sesuai dengan namanya yang diambil dri salah satu pelopor
muhammadiyah.
Karena menurut rektor UMM, Dr. Muhadjir
Effendy, MAP membangun moral jauh lebih penting daripada membangun fisik maka
pembangunan masjid ini merupakan sarana pendekatan masyarakat terhadap Rumah
Sakit Umum Universitas Muhammadiyah sendiri. Beliau berharap agar keberadaan
masjid ini akan menjadi fasilitas untuk mendekatkan rumah sakit dengan
masyarakat.
Dipilihnya arsitektur Tiongkok dengan tiga
lapis atap masjid, menandakan bahwa UMM bersifat terbuka, plural dan bisa
belajar dari mana saja, termasuk ke negeri China. Tiga lapis atap yang mirip
masjid Muhammad Cheng Ho Pasuruan itu, menandakan kekuatan Iman, Islam dan
Ihsan. Masjid Kyai Bedjo memiliki struktur bangunan yang khas. Gaya
arsitekturnya meniru gaya Tionghoa, yang mengingatkan kita pada bentuk bangunan
masjid Muhammad Cheng Ho di Pasuruan. Filosofi yang hendak dibangun dari bentuk
bangunan itu, diambil dari anjuran Islam untuk mencari ilmu hingga ke negeri
Cina. Dengan demikian, siapapun yang melihat dan berkunjung di masjid itu
diharapkan bisa terinspirasi hadis nabi ‘tuntutan ilmu sampai ke Cina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar